TIGA
GOLONGAN DI HARI PEMBALASAN
Kehidupan
manusia di dunia ini dibatasi oleh kelahiran dan kematian. Seorang anak manusia
memulai kehidupannya sejak dilahirkan atau bahkan sejak ditiupkan roh atasnya
ketika dalam kandungan. Setelah terlahir maka dia menjalani kehidupan sebagai
bayi dan anak-anak. Kemudian menjadi
remaja dan lalu berubah menuju dewasa dan orang tua. Lembar kehidupan di dunianya
diakhiri dengan kematian.
Dalam
pemahaman keimanan, kematian bukanlah akhir dari kehidupan. Dalam berbagai kitab suci dijelaskan bahwa saat
manusia mati jiwanya tidak dapat merasakan apapun, tidak mendengar, tidak
melihat, tidak bisa membantu dengan minta kepada kuburannya ataupun menggaggu
yang masih hidup. Justru sudah sepatutnya keluarga yang ditinggalkan mendoakan
almarhum atau almarhumah.
Kematian
dapat diterjemahkan sebagai adalah proses “istirahat” hingga dibangunkan
kembali untuk dimintai pertangungjawaban atas segala amal perbuatannya di
pengadilan Allah SWT. Setelah ada
keputusan final dan inkrah, maka dia bisa menempati posisinya masing masing,
apakah menjadi golongan kanan, golongan kiri atau golongan paling dahulu
beriman sebagaimana diisyaratkan dalam Al Qur’an Surat Al Waqi’ah.
Golongan
pertama adalah kaum Assabiqun
(paling dahulu beriman) yaitu kaum yang paling pertama-tama masuk surga. Mereka
adalah golongan orang-orang yang didekatkan kepada Alloh SWT. Sebagian besar dari mereka adalah
orang-orang terdahulu dan sebagian kecil adalah para pengikut Nabi Muhammad
SAW. Harapannya kita bisa masuk kedalam kaum yang sebagian kecil tersebut. Allohuma Aamiin.
Mereka
berada dalam surga kenikmatan yang ditempatkan di singgasana yang bertahtakan
emas dan permata. Di tempat yang
membahagiakan ini mereka disediakan Mereka dilayani oeh kelilingan anak-anak muda
yang tak kan pernah menua. Mereka membawa piala, sloki dan ceret yang
berisi minuman yang tak membuat pusing
atau memabukkan. Berbagai jenis makanan tersedia, baik buah-buahan maupun
daging.
Mereka
juga juga dilayani oleh para bidadari
yang jelita. Dalam kehidupan abadi mereka, tidak dijumpai atau terdengar
kata-kata keji, tak bermakna atau kalimat yang membuat dosa. Yang terdengar
adalah ucapan salam. Lebih banyak dilafalkan kalimat yang saling mendoakan atas
keselamatan bersama. Tentu saja ini adalah
bentuk balasan atas segala amal kebaikan manusia saat masih hidup di dunia. Mereka
hidup kekal dengan bahagia di surga. Masya Alloh.
Golongan
kedua adalah golongan kanan (Ashabul
Maimanah). Mereka yang termasuk golongan ini sebagian besar para pendahulu
dan sebagian besar kaum Nabi Muhammad SAW. Golongan kanan digambarkan sebagai golongan
umat yang sangat mulia. Mereka juga dilukiskan sebagai golongan yang
berbahagia.
Kaum
yang masuk dalam golongan kanan berada dalam naungan yang teduh, diantara
pohon-pohon bidara dan pohon pisang yang bersusun-susun. Terdapat air yang
berlimpah, tempat tidur dari kasur yang empuk dan dilayani oleh bidadari atau
bidadara yang belia seusia penduduk golongan kanan.
Di
tempat golongan kedua ini tersedia berbagai buah yang tak mengenal musim, dan
semua tinggal mengambil tanpa ada larangan. Berbeda saat masih berada di dunia,
mau pesandurian di musim rambutan tentu akan sangat sulit. Atau mencari buah
mangga untuk isteri yang sedang ngidam,
sementara sat itu bukanlah musim mangga. Sesuatu yang sangat berat khan?
Bahkan terlihat mustahil. Sedangkan di
surga, semua tersedia dengan sangat mudah untuk memetik dari dekat.
Semoga
kalaupun tidak masuk pada golongan Assabiqun
(terdahulu beriman), mari berdoa semoga insha
Alloh kita bisa masuk dalam golongan Ashabul
Maimanah (golongan kanan). Aamiin
ya rabbil alamin.
Golongan
ketiga adalah golongan kiri (ashabul
masy’amah). Golongan ini merupakan kaum yang berada dalam siksaan. Mereka
di naungi oleh awan hitam pekat yang tidak menyisakan tempat nyaman, sejuk ataupu n menyenangkan. Mereka berada dalam hembusan angin yang panas
dan air mendidih. Pengap, kering dan sangat menyiksa. Bayangkan saat panas
sebelum hujan saja kita sudah banyak mengeluh dengan bringsang, sumuk atau haredang,
apalagi konon di neraka.
Mereka
diberi hidangan pohon zaqqum (pohon
neraka) yang akan memenuhi perut mereka. Lalu mereka akan meminum air mendidih
sebagaimana unta yang kehausan. Semua itu merupakan balasan atas segala
tindakan kaum kiri saat masih hidup di dunia. Mereka hidup bermewah-mewah tanpa
melihat halal haram harta mereka. Mereka tak lagi peduli pada asal harta dan
cara perolehan, serta cara penggunaannya. Bahkan bagi merka berpendapat, jangankan mencari harta yang halal, yang
haram saja sangat sulit.
Jadi
mereka tidak lagi melihat tuntunan dan etika berikhitiar menemput rezeki. Tak peduli apakah dengan korupsi, menipu atau
mengurangi takaran dan timbangan. Yang penting mendapat harta yang banyak dan
berpuas-puas. Mereka berpendapat hidup ini cuma satu kali mengapa harus mau ditindas
oleh ajaran agama yang membelenggu kebebasan.
Golongan
kiri dalam kehidupan dunia terus menerus melakukan dosa-dosa besar dan tak pernah bertaubat. Mungkin
mereka percaya dan mengakui adanya Alloh, namun mereka masih percaya pada
kekuatan lain menyekutukan Alloh. Dosa syirik ini merupakan dosa yang sangat
besar, bahkan satu dosa yang tak akan diampuni kalau tidak bertaubat. Demikian
juga dosa-dosa besar lain seperti durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa hak
dan lainnya.
Mereka
juga menyangkal kebenaran hakiki yang berasal di Alloh SWT. Mereka tidak
percaya bahwa akan datang hari kebangkitan dan pembalasan. Mereka menggunakan
logika yang tak akan memercayai bahwa tubuh, tulang daging dan kulit manusia
yang telah menjadi debu akan dibangkitkan kembali. Ah, mana mungkin ada kuasa seperti itu! Begitu pikir mereka. Na’uudzubillah!
Gambaran
dalam Al Qur’an bukanlah bualan yang meninabobokan.Kalam illahi yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai peringatan dan penuntun bagi seluruh umat
manusia. Isinya menjelaskan berbagai
perihal kehidupan manusiai baik di dunia maupun akhirat. Keyakinan kita akan
datanganya masa akhir dan hari pembalasan adalah nyata. Sudah saatnya kita
menentukan kemana kita akan minta ditempatkan oleh Allah SWT.
Bisa
dipastikan, setiap orang menginginkan kehidupan yang penuh kesenangan.
Istilahnya, saat kecil disayang orang
tua, muda bahagia, tua sejahtera dan setelah mati masuk surga. Sebuah impian
yang memang didambakan setiap insan, termasuk kita. Semoga dambaan ini menjadi
kenyataan. Kalaupun hal itu terjadi jangan pernah khawatir karena surga Allah
SWT sungguh sangat luas. Semua makhluk bisa tertampung di surga-Nya. Insha Allah.
Kebahagiaan
surgawi bisa juga kita mulai dari kehidupan di dunia ini. Kehidupan yang serba
berkecukupan baik sandang, pangan maupun papan merupakan salah satu unsur
bahagia. Kehidupan yang dijauhkan dari penyakit, dan bencana sudah menjadi rasa
bahagia itu sendiri, Jika dalam hidup dipenuhi rasa saling menyayangi dan
menghormati juga merupakan bentuk kebahagiaan.
Jadi bahagia di surga ternyata bisa dicicil dari saat kita masih hidup
di dunia.
Untuk
menggapai kebahagiaan abadi itu tentu kita harus mengupayakan dengan sungguh-sungguh.
Karena tak ada kebahagiaan yang dicapai dengan berleha-leha, tanpa pengorbanan. Istilah dalam bahasa Jawanya jer basuki mawa bea, untuk mencapai
kebahagiaan perlu pengorbanan. Maka marilah kita menggapai kebahagiaan dengan
mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena sesungguhnya Dia berada di dekat
kita, bahkan lebih dekat dari urat nadi kita sendiri. Dan Allah mengabulkan
setiap permohonan makhluk. Tentu agar kita mendapat kebahgiaan yang kita
dambakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar